#10SuratUntukDia
Akhir-akhir ini, jarang
kudapati kabar darimu. Rasa khawatir mulai berkecamuk dalam pikiranku. Antara
khawatirku dan rinduku mungkin selisihnya 0, sekian. Rasanya bodoh ketika
setiap hari selalu menulis pesan untukmu tapi tak pernah kukirim. Bodoh memang,
tapi setidaknya kerinduanku padamu sedikit berkurang.
Kebiasaanku untuk menjadi seorang stalker masih terus
berkembang, terutama men-stalk akun-akun pribadimu itu ~ Tidak berkirim pesan
mungkin sudah cukup untuk membuatku tersiksa karena rinduku padamu, tak perlu
ditambah dengan absennya kamu di akun-akun pribadimu.
Untuk kamu, otakku rasanya tak pernah absen untuk
memikirkanmu. Memikirkanmu yang tak kutahu memikirkanku atau tidak. Setidaknya
‘sesumbar’-ku yang mengatakan “Kamu terserah mau kemana sekarang, tapi ntar
pasti balik ke aku” sudah merupakan sugesti yang kuat (mungkin)