Tak pernah main-main dengan "Aku Mencintaimu" karena "Mempermainkan" hanya akan menghasilkan "Dipermainkan". Cinta bukan sekedar masalah hati, cinta juga perlu "Logika" ♥

Senin, 18 Februari 2013

THIS!


#10SuratUntukDia

            Akhir-akhir ini, jarang kudapati kabar darimu. Rasa khawatir mulai berkecamuk dalam pikiranku. Antara khawatirku dan rinduku mungkin selisihnya 0, sekian. Rasanya bodoh ketika setiap hari selalu menulis pesan untukmu tapi tak pernah kukirim. Bodoh memang, tapi setidaknya kerinduanku padamu sedikit berkurang.

            Kebiasaanku untuk menjadi seorang stalker masih terus berkembang, terutama men-stalk akun-akun pribadimu itu ~ Tidak berkirim pesan mungkin sudah cukup untuk membuatku tersiksa karena rinduku padamu, tak perlu ditambah dengan absennya kamu di akun-akun pribadimu.

            Untuk kamu, otakku rasanya tak pernah absen untuk memikirkanmu. Memikirkanmu yang tak kutahu memikirkanku atau tidak. Setidaknya ‘sesumbar’-ku yang mengatakan “Kamu terserah mau kemana sekarang, tapi ntar pasti balik ke aku” sudah merupakan sugesti yang kuat (mungkin) 

Rabu, 13 Februari 2013

14 Pebruari


#10SuratUntukDia 

Dear kamu, pria yang kukagumi sampai hari ini.

Sebelumnya, selamat 14 Pebruari pria! Bagaimana kabarmu? Baik-baik saja tidak? Berapa banyak coklat yang kamu terima?

Seandainya kamu tau pria, aku disini berpikir. Apakah kamu masih mengingatku? Melihat kenyataan bahwa kamu tidak pernah mengirimiku pesan, kamu tak pernah menunjukkan gelagat bahwa kamu pernah mengenalku, aku pikir kamu sudah tidak mengenalku lagi.

Seandainya kamu tau pria, di tanggal ini, aku menunggumu. Aku tak menunggu coklatmu, bungamu, ataupun kadomu. Aku hanya menunggumu. Ya, kamu. Pria, menurutku kamu begitu kejam. Mengapa kamu membuatku mengagumimu tetapi setelah kamu berhasil, kamu pergi dan sekarang... :’)

Seandainya kamu tau pria, sampai sekarang goresan indah dariNya yang terlukis jelas di wajahmu masih memenuhi seluruh ruang di otakku. Aku tak pernah bisa menghapusnya meskipun wajahmu hanya menggoreskan luka. Mungkin suatu saat nanti, penantian akan berbuah manis. Kalaupun tidak, mau dikata apa? =D

Seandainya kamu tau pria, I Miss You 

Selasa, 12 Februari 2013

Predikat 'dewasa'


#10SuratUntukDia

            Kamu sudah dewasa kan? Umurmu rasanya sudah pantas untuk menyandang predikat ‘dewasa’.Yang kukatakan umurmu ya, bukan pikiranmu. Pikiranmu kalau menyandang predikat ‘kekanak-kanakan’ mungkin pas. Pas banget.

            Kamu lucu? Nggak, kamu serius? Nggak banget, trus kamu apa dong? Tiap kita SMSan kamu nggak pernah bisa ‘nyaman’ dengan pembicaraan kita. Mungkin itu udah kode alam kali ya kalo kita emang bener-bener gak cocok (yippie). Mungkin ntar, kalo kamu itu dapet pacar, pacarnya pasti tegar, kuat, dan sabar banget sama kamu ya. Tegar tiap liat kenyataan kalo pacarnya ternyata SMSan sama wanita lain dengan nada SMSan yang lebih mesra, sabar akan kelakuan kamu yang nggak jelas itu, dan kuat dengan hubungan yang mungkin kalo diibaratin itu hubungan yang ‘cacat’ iyalah, hubungan itu AKU DAN KAMU = KITA. Jadi hubungan itu yang perjuangin ya kita. Sama-sama. Together. Kalo ternyata yang perjuangin hubungan yang berstatus hubungan ‘kita’ cuman aku atau kamu aja, mending kan putus. Tapi kalo yang ntar jadi pacarmu itu bisa lama sama kamu. Wuih, hebat bener dahhh..

            Akhir surat ini, cuman mau bilang. Kamu dewasa.. Dewasa banget, dewasa dari segi umur, dewasa dari segi muka, tapi kekanak-kanakan dari segi pikiran. Gak kasian tuh umur udah semakin gede tapi pikirannya stuck disitu situ aja? B)

Misterius-mu itu...


#10SuratUntukSiDia

            Untuk apa manusia diberikan hati jika hatinya tidak pernah peka terhadap sesuatu yang sebenarnya sudah sangat sangat jelas?

            Pernah kukatakan padamu, lelaki yang misterius itu seksi. Mungkin kamu merasa tertantang dan rupanya, sekarang lelaki yang kukenal dulu sudah bergaya ‘sok’ misterius. Tapi ada yang terlupa rasanya. Rasanya, aku belum pernah ya mengatakan ‘misterius yang berlebihan itu jari jempol ke bawah’ belum ya? Seandainya aku bisa, mungkin akan kukatakan bahwa sikap ‘sok’ misteriusmu itu sudah melewati level. Anggap saja level ke-seksian seseorang karena ke-misterusannya itu adalah 7. Kamu kenapa lewat dari tujuh?
            Misteriusmu itu mungkin sekarang sudah membuat hati seseorang luluh terhadapmu. Kulihat, kalian tampak mesra dan selalu romantis. Yang romantis ini, antara kamu memang benar-benar romantis dari dalam hatimu atau ‘sok’ romantis (hahaha) sebenarnya, sedikit rasa jengkel pernah merasuki-ku. Ntah sudah berapa kalimat kulontarkan secara tersirat yang kalimatnya sudah kurangkai sedemikian rupa, agar kamu merasa bahwa kalimat-kalimatku, aku peruntukkan untukmu. Tapi ya itu tadi, kamu itu misterius melewati batas. Kamu itu misterius jari jempol ke bawah. Ntah kamu membacanya atau tidak, yang jelas gelagatmu tak ada yang berubah sama sekali. Misteriusmu itu... payah.