Tak pernah main-main dengan "Aku Mencintaimu" karena "Mempermainkan" hanya akan menghasilkan "Dipermainkan". Cinta bukan sekedar masalah hati, cinta juga perlu "Logika" ♥

Kamis, 24 Oktober 2013

Hujan.

            Kata seorang penulis  yang akrab disapa “Benzbara” dalam bukunya mengatakan : “semua hal yang ada terjadi karena sebuah alasan. Bahkan, hujan yang turun di kotamu mempunyai alasan tersendiri”

            Hujan itu musiman. Hujan itu turun terkadang dalam jangka waktu yang lama, terkadang dalam jangka waktu yang singkat. Tak ada yang tahu (meskipun musiman) apakah hujan akan turun atau tidak, di hari ini ataupun hari esok. Semuanya tidak menentu. Terkadang, aku membencinya. Tahukah hujan bahwa ada tanah yang selalu menunggunya di siang dan malam? Tahukah hujan bahwa tanah tersebut memerlukannya setelah berbulan-bulan terpanggan oleh sinar matahari? Tahukah hujan?!?


            Terkadang, saat hujan turun.. ia berbeda. Ia tak seperti biasanya yang turun dengan sebuah irama dan dengan kesejukan. Kali ini, hujan seolah marah. Ia enggan turun seperti biasa, ia sangat tak beraturan. Kadang deras, kadang tidak. Aku (tanah) sering bertanya “ia kenapa?”. Haruskah aku bicara? Tapi bagaimana? Aku hanyalah benda mati yang tidak di anugerahi mulut untuk berbicara. Biarlah... mungkin bulan ini hujan marah padaku, tanpa alasan yang kuketahui secara jelas.

            Aku kecewa. Sedih. Semuanya bercampur, aku tak bisa menjelaskannya. Tapi.. kurasakan semua itu seolah sirna seiring dengan datannya pelangi. Ya, ialah sahabat karibku dan hujan. Tapi, ia jarang bertemu dengan hujan.. seperti yang kau tahu, pelangi jarang muncul ketika hujan turun. Saat ini.. ia hadir, ia hadir melebur lara. Aaaa... betapa senangnyaa..


            *Hei kamu.. iya, kamu yang lagi baca. Ngerti gak sama apa yang aku tulis? J ga ngerti? Engg.... K anggep aja tanah itu kamu, hujan itu pacarmu yang kamu tunggu, dan... pelangi.. kau tahu siapa.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar